Geografi Perkotaan (Pengantar)
Geografi Perkotaan 🌆
Geografi kota adalah studi tentang kota dan perkotaan melalui prespektif geografis. Ilmu geografi perkotaan digunakan untuk merencanakan perkotaan agar sebuah kota bisa berfungsi secara optimal dan sesuai untuk menunjang masyarakat yang tinggal didalamnya.
Kota pertama di dunia terbentuk di lembah sungai Nil dan sungai Eufrat-Tigris. Sejarah kota berkaitan erat dengan peradaban (Civilization), dalam sejarah kota dikenal tiga jenis kota: kota sebagai benteng keamanan dan pertahanan, kota sebagai pemujaan dan kota sebagai pusat penghidupan.
Definisi Kota
LINGKUP DEFINISI KOTA
Fisik |
Suatu wilayah dengan wilayah terbangun (built up area) yang lebih padat dibandingkan dengan area sekitarnya. |
Demografis |
Wilayah dimana terdapat konsentrasi penduduk yang dicerminkan oleh jumlah dan tingkat kepadatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan keadaan di wilayah sekitarnya |
Sosial |
Suatu wilayah dimana terdapat kelompok-kelompok sosial masyarakat
yang heterogen (tradisional – modern, formal informal, maju – terbelakang,
dan sebagainya) |
Geografis |
Suatu wilayah dengan wilayah terbangun yang lebih padat dibandingkan
dengan area sekitarnya |
Statistik |
Suatu wilayah yang secara statistik, besaran atau ukuran jumlah
penduduknya sesuai dengan batasan atau ukuran untuk kriteria kota |
Ekonomi |
Suatu wilayah dimana terdapat kegiatan usaha yang sangat beragam
dengan dominasi di sektor non pertanian, seperti perdagangan, perindustrian,
pelayanan jasa, perkantoran, pengangkutan, dll. |
Administrasi |
Suatu wilayah yang dibatasi oleh suatu garis batas kewenangan
administrasi pemerintah yang ditetapkan berdasarkan peraturan
perundang-undangan tertentu. |
Elemen Kota
Dalam geografi perkotaan, terdapat elemen elemen yang menyusun sebuah kota. Kevin Lynch dalam bukunya “The Image of the City” mengusulkan adanya 5 elemen perkotaan. Elemen perkotaan adalah sifat suatu obyek fisik yang memberi identitas bagi sebuah kota. Elemen-elemen itu adalah:
1. Path, rute di mana orang bergerak di seluruh kota
2. Edge, garis yang membuat batas antara dua area
3. District, area dengan karakteristik yang sama
4. Node, titik strategis yang berfungsi sebagai perpotongan jalur-jalur atau sebagai tempat berkumpul
5. Landmark, elemen fisik dengan fitur visual yang unik spesial dan mudah dikenali dari kejauhan
Pengklasifikasian Kota
Kota dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara. Secara kuantitatif, Pemerintah RI memiliki penggolongan kota berdasarkan jumlah penduduk, yaitu :
- Kota Kecil: 20.000 – 50.000 orang
- Kota Sedang: 50.000 – 100.000 orang
- Kota Besar: 100.000 – 1.000.000 orang
- Metropolis: > 1.000.000 orang
Menurut Perkembangannya
Selain secara kuantitatif, kota dapat digolongkan menurut perkembangannya, yaitu:
1. Eopolis
Tahap perkembangan desa yang sudah teratur, sehingga organisasi masyarakat penghuni daerah tersebut sudah mulai memperlihatkan ciri-ciri perkotaan. Merupakan peralihan dari desa ke arah perkotaan.
2. Polis
Tahap dimana suatu kota masih bercirikan agraris atau agricultural oriented.
3. Metropolis
Sebagian besar kehidupan ekonominya industrial oriented.
4. Megapolis
Gabungan dari beberapa metropolis. Sangat besar sehingga membentuk jalur perkotaan. Beberapa aspek mulai mengalami penurunan kualitas.
5. Tyranopolis
Dicirikan oleh kriminalitas tinggi, kemacetan, ataupun kekacauan pelayanan.
6. Nekropolis
Perkembangan kota menuju arah kematiannya.
Perencanaan Kota
Glasson menetapkan langkah-langkah perencanaan kota sebagai berikut:
- Identifikasi masalah;
- Perumusan tujuan umum dan tujuan yang lebih spesifik dan terukur berkaitan dengan masalah;
- Identifikasi kemungkinan kendala;
- Proyeksi situasi masa depan;
- Menghasilkan dan mengevaluasi tindakan alternatif dan menghasilkan rencana yang disukai, yang dalam bentuk umum dapat mencakup pernyataan atau strategi kebijakan apa pun serta rencana definitif.
Cities have the capability of providing something for everybody, only because, and only when, they are created by everybody.
Mamang ajarin bikinnya
BalasHapussalto dulu coba
Hapus